ads header

Thursday, July 9, 2020

Tentang RaSa

0
PERTEMUAN RASA: Rahmad Mas'ud, Sabaruddin Panrecalle, Muhammad Taqwa pada pertemuan dengan petinggi DPP Gerindra di Jakarta.

TIBA-tiba gambar itu tersebar. Cepat sekali. Di media sosial. Juga di aplikasi percakapan WhatsApp. Saya dikirimi gambar itu dari Ketua KPU Balikpapan Noor Thoha. Lalu saya balas chat itu: betulan kah? Pak Thoha yang tinggal satu RT dengan saya membalasnya: saya juga ditanya, nggak tau juga..ha..ha..ha. 

Kiriman gambar itu bermula dari chat saya yang menanyakan aturan pembatasan koalisi parpol dalam pilkada. Mengapa? Karena mengemuka kekhawatiran terjadinya calon tunggal di Pilkada Balikpapan 2020. (baca: kotak-kosong-dan-partai-kesebelas.html).

Begitu cerita awalnya. Kita kembali ke soal gambar. Sebenarnya gambar apa sih? Masih soal gambar kandidat pilkada. Hanya saja, foto kandidat kali ini sudah berpasangan. Di atas gambar tertulis RaSa. Akronim dari Rahmad Mas’ud – Sabaruddin Panrecalle. 

RaSa pilkada itu.

Gambar RaSa itu menjadi menarik. Seolah menjadi cerita lanjutan dari pertemuan Rahmad Mas’ud, Sabaruddin Panrecalle, Muhammad Taqwa dengan petinggi DPP Partai Gerindra di Jakarta. 

Kamis (9/7/2020) siang, saya bertemu dengan pemilik akronim Sa di gambar itu. Politikus Partai Gerindra yang juga Wakil Ketua DPRD Balikpapan itu kebetulan sedang mengisi acara Warung Rakyat di Balikpapan Televisi (BTV). Usai acara, saya berpapasan dengannya di ruang redaksi Kaltim Post

Setiap tamu yang berkunjung ke (BTV) atau Balikpapan Pos memang harus melewati ruang redaksi Kaltim Post. Ini setelah lobi Gedung Biru KPG di Balikpapan ditempati tenant KFC. 

Sabaruddin Panrecalle (tengah) bersama saya dan Wapimred Kaltim Post Romdani.

Bagaimana RaSa-nya? Saya membuka obrolan dengan pertanyaan itu. Sabaruddin spontan tersenyum. Ia pun mengaku kaget mengetahui gambar tentang RaSa yang telah tersebar itu. 

Menurut dia, gambar RaSa itu hanyalah pekerjaan dari orang-orang yang terlalu kreatif. Bisa jadi, itu dilakukan oleh para pendukungnya, dan ia tidak mengetahuinya. 

Untuk hal-hal yang sensitif dan memerlukan konfirmasi, termasuk gambar tentang RaSa itu, ia telah meminta kepada tim digitalnya agar berhati-hati. Bahwa dirinya pernah menemui petinggi DPP Gerindra bersama Rahmad Mas’ud, anggota DPRD Balikpapan tiga periode itu mengakuinya. 

Menurut Sabaruddin, RM—kode pendek Rahmad Mas’ud memang mengharapkan Gerindra bisa masuk dalam barisan koalisi Golkar. Karena itulah komunikasi politik juga dibangun hingga DPP Gerindra. 

“Saya kira itu hal yang biasa. Namun begitu, Gerindra tentu memiliki standar. Popularitas iya, elektabilitas iya, intelektualitas iya, uanglitas iya. Kalau semua kualifikasi itu ada pada kandidat calon, pastilah akan dipertimbangkan,” kata dia. 

Sejauh ini, kata Sabaruddin, Gerindra memang belum mengambil keputusan. Dari komunikasi yang telah dibangun dengan RM, politikus Partai Golkar itu berharap agar partai-partai peraih kursi signifikan di DPRD mendukungnya sebagai calon wali kota. 

Sabaruddin dan tim ketika pendaftaran di Partai Golkar.

“Beliau (Rahmad Mas’ud, Red.) bilang, untuk posisi wakil wali kota bisa dimusyawarahkan antar koalisi parpol,” kata Sabaruddin. 

Saya cukup lama mengenal Sabaruddin. Saat bekerja di Weatherford, Sabaruddin juga aktif di LPM Manggar. Publikasi aktivitas LPM yang diketuainya di media massa membuat namanya mulai dikenal secara luas. 

Sempat malang melintang ke dunia kerja, dia memberanikan diri terjun ke dunia politik. Di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2004, putra pasangan Djafar dan Daifah Panrecalle tersebut maju melalui Partai Persatuan Pembangunan (PPP) untuk DPRD Balikpapan. Sayang, saat itu dia gagal. 

Komunikasi saya dengannya terputus sejak saya berpindah tugas ke Kalimantan Tengah pada 2006. Seorang kawan mengabarkan bahwa ia terpilih sebagai anggota DPRD Balikpapan pada pemilu 2009. 

YANG VIRAL ITU: Baliho Super Sabaruddin pada pileg 2009.

Ia maju lewat Partai Indonesia Sejahtera (PIS) pada dapil Balikpapan Timur – Balikpapan Utara. Belajar dari pengalaman pileg 2004, Sabaruddin mengubah taktik kampanye. Terinspirasi kekuatan manusia super, Superman, ia mencetak baliho dan spanduk bergambar Super Sabaruddin. Yang terbukti mampu mencuri perhatian media dan publik. Karena unik dan menggelitik, rekam gambar Sabaruddin berkostum Superman itu terdokumentasi di berbagai media online dan blog. 

Sejak itu, karier politiknya melesat. Pada 2014, pria kelahiran Balikpapan itu kembali terpilih. Namun kali ini dengan Partai Gerindra. Tak sekadar anggota, posisi Wakil Ketua DPRD Balikpapan pun dia duduki. Digadang-gadang bakal diusung oleh Gerindra maju di pemilihan wali kota (pilwali) 2014, Sabaruddin masih harus bersabar. Gerindra akhirnya menjatuhkan pilihan pada Sirajudin Mahmud dan berpasangan dengan Heru Bambang. 

Lolos lagi pada pileg 2019 dan kembali menduduki posisi Wakil Ketua DPRD, pada Pikada Balikpapan 2020, ia kembali meniatkan diri untuk maju. Dengan kode pendek SP, baliho pria kelahiran 1972 itu dapat kita lihat di berbagai sudut Kota Balikpapan. Tak lagi berkostum Super Sabaruddin, memilih formal mengenakan jas.

Tentang RaSa, tidak ada yang tidak mungkin. Walau rasa itu bermacam. Bisa manis, bisa pahit. Dibikin asyik saja seperti penggalan lirik lagu “Tentang Rasa” yang dinyanyikan oleh Astrid. || Dapatkah || Selamanya kita bersama || Menyatukan perasaan || Kau dan aku || Semoga ||.  (*) 

Author Image
AboutAdmin

Menulis untuk berbagi. Terima kasih sudah membaca

No comments: