ads header

Friday, September 25, 2020

Sejarah Baru Kolom Kosong

0
LOBI POLITIK: Imdaad Hamid (kanan) dan Paris Paulus pada pemilihan Wali Kota-Wakil Walikota Balikpapan 2001. Pemilihan masih dilakukan oleh DPRD.


Telah dan akan tercetak sejarah di Kota Balikpapan. Sebelum dan pasca Pilkada 2020. Inilah kali pertama kader PDIP menjadi kontestan Pilkada. Sebelum-sebelumnya PDIP hanyalah penyedia perahu. Adalah Thohari Aziz, Ketua DPC PDIP Balikpapan yang mencatat sejarah baru itu. 

Pada 2001, ketika pemilihan kepala daerah masih menjadi otoritas DPRD, kader PDIP juga pernah menjadi calon wakil wali kota. Juga ketua DPC PDIP. Yang saat itu sebagai anggota DPRD Balikpapan. Kader banteng itu adalah Agus Santoso. 

Agus berpasangan dengan mantan Kapolres Balikpapan AKBP Abdul Majid. Belum berhasil. Pasangan Imdaad Hamid-Mukmin Faisyal lah yang menjadi pemenang. Mukmin adalah kader Golkar. Saat itu, kapal Golkar Balikpapan ia nakhodai. Melengganglah kader Golkar itu menjadi orang nomor dua di Kota Minyak. 

Saya menyaksikan langsung proses pemungutan suara di Gedung DPRD Balikpapan itu. Tegang. Begitulah suasananya. Dua pasangan calon duduk di deretan kursi paling depan gedung rapat paripurna. Terlihat jelas ekspresi sumringah Abdul Majid ketika hasil perhitungan suara berpihak padanya. Perolehan suara Agus Santoso – Abdul Majid memang sempat unggul. Hingga pada akhirnya, perolehan suaranya terkunci 15 suara. Koleksi suara Imdaad-Mukmin menyusul di angka yang sama. Hasil akhir: draw! 

Ya, saat itu jumlah kursi di DPRD Balikpapan masih 30 kursi. DPRD masih memiliki Fraksi TNI-Polri. Nah, pada putaran kedua perhitungan, fraksi TNI-Polri lah yang menjadi penentu kemenangan Imdaad-Mukmin. Lobi-lobi politik yang dilakukan Imdaad-Mukmin di putaran kedua mampu meluluhkan Fraksi TNI-Polri. 


Jalan Terjal Golkar 
Golkar Balikpapan memiliki rekam histori kurang baik. Pohon beringin selalu tumbang dalam kontestasi Pilkada Balikpapan. Pisah ranjang dengan Imdaad Hamid pada Pilkada 2006, Mukmin Faisyal menggandeng Gunawarman, kader PKS. 

Ibarat merek dagang, nama Imdaad adalah jaminan mutu. Tak heran apabila mengemuka seloroh berpasangan dengan kucing pun, Imdaad akan menang. 

Tentu saja Imdaad tidak memilih kucing sebagai pasangannya…hehe. Ketika itu, Imdaad menginginkan pasangan dari kalangan muda. Cukup banyak nama yang telah menjadi pertimbangan. Pada akhirnya, keputusan dijatuhkan kepada Rizal Effendi. Ia adalah pemimpin redaksi Harian Kaltim Post

Belasan tahun menduduki posisi pemimpin redaksi, perusahaannya menghendaki regenerasi. Dalam akun media sosialnya, Rizal mengungkapkan memiliki keinginan untuk hijrah ke Surabaya. Bergabung dengan Jawa Pos. Pilihan itu dilandasi istrinya yang saat itu menjadi pimpinan bank swasta akan dimutasi ke Surabaya. 

Momen Pilkada Balikpapan menggerakkan manajemen Kaltim Post agar Rizal menjajakinya. Nasib baik menghinggapi Rizal. Di ujung batas waktu pendaftaran ke KPU, Imdaad akhirnya memilih Rizal. Seperti prediksi: menang. Jadilah Rizal orang nomor dua di Balikpapan. 

Saya tak mengikuti proses selanjutnya setelah Rizal menjadi pilihan Imdaad. Perusahaan menugaskan saya ke Kalimantan Tengah untuk menangani perusahaan media yang baru saja dibentuk. 

ABAH: Calon Golkar Andi Burhanuddin Solong - Abdul Hakim Rauf pada pilkada 2016.


Kontestasi kali kedua, Golkar menyorong Andi Burhanuddin Solong pada Pilkada 2016. ABS—kode pendek Andi Burhanuddin Solong menggaet Abdul Hakim Rauf. Di pilkada ini, Golkar kembali tersungkur. Raihan suara ABS-Abdul Hakim Raif jauh di bawah dua rivalnya yakni Rizal Effendi – Rahmad Mas’ud dan Heru Bambang – Sirajuddin Mahmud. 

Kali pertama dalam kenduri demokrasi, Balikpapan membuat sejarah baru. Ibarat bidan, parpol-parpol telah membantu persalinan bayi kembar bernama calon tunggal dan kolom kosong pada Pilkada 2020.

MELAWAN KOLOM KOSONG: Rahmad Mas'ud dan Thohari Aziz di KPU Balikpapan.


Inilah pembelajaran baru bagi masyarakat Kota Balikpapan. Adalah Rahmad Mas’ud yang mencetak sejarah baru ini. Sebagai calon petahana (wakil wali kota) sekaligus Ketua DPD Partai Golkar Balikpapan, ia mampu menyeret gerbong panjang koalisi partai.  

Bila RM yang berpasangan dengan Thohari Aziz bisa memenangi pertarungan melawan kolom kosong, keduanya akan menjadi pembuat sejarah pemenang tanpa rival. Kemenangan yang terasa kurang terhormat. Dan akan lebih dipermalukan lagi apabila sampai kalah. Sejarah seperti apa yang akan mereka ciptakan? Sebaiknya kita tunggu saja. (*) 


Author Image
AboutAdmin

Menulis untuk berbagi. Terima kasih sudah membaca

No comments: