ads header

Monday, July 20, 2020

CEO Milenial

0
MILENIAL DAN BISNISNYA: Tami (kiri) dan saya (tengah) di Pasar Segar, Kamis (16/07) malam.

MUDA. Cantik. Sukses. Namanya Miftha Fathi Risqi Utami. Biasa disapa Tami. Saya mengenal anak ini dari media sosial. Tidak mengira pebisnis milenial itu ternyata putri dari orang yang saya kenal. Faisal Tola. 

Kami lantas membuat janji untuk bertemu. Sebelum bertemu, saya mencoba mengorek jati diri anak itu dari sang ayah. Kamis (16/07) malam, diskusi dengan anak milenial itu pun berlangsung di kawasan Pasar Segar, Balikpapan. Tami ditemani beberapa kawannya. 

Tami adalah optimisme. Itulah kesan dari pertemuan pertama itu. Representasi generasi milenial memiliki gallery mindset ada pada dirinya. Ia memiliki cara pandang model bisnis yang berbeda dengan usaha orangtuanya. 

Kepada Tami, saya mendiskusikan bahwa pengusaha yang cerdik bukanlah pengusaha yang bersikeras dengan model bisnis lamanya. Seorang pengusaha perlu mempertanyakan kembali fundamental usahanya: what business are we in? Apakah masih harus menjual apa yang semata-mata telah dihasilkan, atau juga bisa memperluasnya? 

Model bisnis juga mencerminkan siapa yang memegang kendali perusahaan: apakah generasi tua yang merupakan imigran dalam dunia teknologi, atau generasi milenial? Model bisnis yang kreatif terkesan memenuhi syarat SDM 30 under 30. Artinya, terdapat 30 persen SDM dari generasi milenial yang paham tentang generasi mereka. 



Semua gambaran model bisnis baru pada abad 21 itu tercermin pada perusahaan Lingkar Group—di mana Tami menjadi chief executive officer (CEO)-nya. Di usia yang masih sangat muda, 22 tahun. 

Lingkar Group menapak pada bidang usaha jasa pengadaan, logistik, layanan kepabeanan impor-ekspor, dan rancang bangun industri. 

Bila perusahaan-perusahaan di bawah bendera Lingkar Group mulai berkibar dalam waktu cepat, capaian tersebut merupakan hasil dari kekuatan ide, inisiatif, kepercayaan, dan reputasi yang diciptakan oleh pebisnis milenial itu. 

Tami sadar betul, tidak semuanya bisa dikerjakan oleh perusahaan sendiri. Perusahaannya membutuhkan mitra dan kerja sama. Ia paham akan satu syarat, yakni rela berbagi "kue". Bukan sebagai pemilik semua mata rantai usaha. Peran sebagai orkestrator dalam ekonomi kolaborasi mampu ia jalankan dengan baik. 

Tumbuh dalam keluarga pebisnis, Tami bukanlah anak mami yang tidak terbiasa menghadapi atau diberi tantangan. Sebaliknya, orangtuanya, terutama sang ayah menantang dirinya agar berani bertindak dan mengeksekusi masa depannya sendiri. 

Itulah cerita Tami sebelum mendisrupsi industri jasa pengadaan, logistik, layanan kepabeanan impor-ekspor, dan rancang bangun industri melalui Lingkar Group. 

Bagaimana cerita awalnya? Lepas SLTA pada 2016, alumnus SMA 5 Balikpapan itu memutuskan untuk bekerja. Dunia layanan penerbangan mengawali karirnya. Ketika ijazah sekolah belum keluar, ia telah menjadi karyawan PT Angkasa Pura I (Persero) Balikpapan. 

“Ketika masuk Angkasa Pura, saya ditempatkan di bagian marketing,” ujarnya. 

FEMINIM DI PELABUHAN: Tami (kanan) dan mitra kerja.

Baginya, memberikan kontribusi terbaik kepada perusahaan merupakan kewajiban. Namun, Tami juga memiliki misi lain dari statusnya sebagai karyawan. Misinya adalah menimba ilmu dan pengalaman pada layanan jasa kargo udara. 

Mendekati satu tahun masa kerja dan merasa cukup mengetahui seluk beluk layanan jasa penerbangan, ia memutuskan untuk berhenti bekerja. Jasa kepelabuhanan menjadi pilihan pekerjaan selanjutnya. Ia kemudian bertambat di PT Kaltim Kariangau Terminal (KKT). 

Di KKT tetap di bagian marketing. Tetapi tidak memasarkan produk, lebih kepada mekanime atau proses keluar-masuk angkutan menggunakan armada. 

Pada suatu waktu, anak pertama dari dua bersaudaraini berpikir tentang masa depannya. Ia meyakini keadaannya tidak akan banyak berubah selama masih berstatus pekerja. Keputusan pun diambil untuk berhenti bekerja. 

Tami yang memiliki cita-cita menjadi notaris akhirnya memutuskan kuliah. Pada 2017 statusnya berubah menjadi mahasiswa. Fakultas Hukum Universitas Balikpapan menjadi pilihannya. 

CEO milenial pengendali Lingkar Group.

Seperti mahasiswa lainnya, perkuliahan dijalaninya dengan hati riang. Tak lagi mendapat penghasilan setelah berhenti bekerja, uang bulanan yang diterima dari orangtuanya justru melebihi pendapatannya ketika bekerja. Dari situ, ia mulai berpikir untuk membangun usaha. 

Untuk urusan usaha yang akan dirintisnya, sang ayah memberikan modal awal usaha sebesar Rp 11 juta. Sebagian dari uang itu ia gunakan untuk membuat badan usaha bernama CV Lingkar Kreasi Mandiri. 

Seorang teman bernama Maya memiliki andil pada usaha yang dirintisnya. Bersama teman sekaligus staf administrasi di perusahaannya itu, ia menawarkan kerja sama ke banyak perusahaan. Pekerjaan pertama akhirnya datang dari perusahaan tempatnya pernah bekerja yakni KKT. Perusahaannya menjadi rekanan untuk menyediakan alat pemadam api ringan. 

“Saya bersyukur dikelilingi orang-orang hebat dan teman-teman baik,” ucap pengagum Margaret Thatcher itu. 

Penilaian performa baik oleh KKT menambah kepercayaan perusahaan jasa kepelabuhanan itu untuk memberi pekerjaan lainnya. Setelah meningkatkan badan usaha dari CV menjadi Perseroan Terbatas (PT), kontrak baru outsourching cleaning service dan pekerjaan taman ditandatangani pada awal 2018 antara perusahaannya dengan KKT. 

Pertemuan demi pertemuan dengan sejumlah kolega kembali menciptakan jalan baru pada usaha anak muda itu. Perusahaan logistiknya menjadi mitra kerja Sari Roti. Ia merasa cocok bekerja sama dengan Sari Roti karena perusahaan itu memiliki visi memberdayakan masyarakat lokal. 

BUAH REPUTASI: Penandatanganan kontrak kerja sama dengan PT APLOG.

“Pertemuan awal dengan pihak Sari Roti, saya ditantang untuk ambil rute. Jika pekerjaan saya bagus, dijanjikan tambahan pekerjaan,” ungkapnya. 

Awal kerja sama dilakukan, pihak Sari Roti meminta perusahaannya menyiapkan 1 unit Traga Box dan 2 unit NMR Box. “Unit Traga untuk melayani rute Samarinda, NMR untuk rute Banjarmasin dan Palangka Raya,” jelasnya. 

Jika penyewaan truk pada vendor lain menggunakan sistem ritase, kepada pihak Sari Roti ia menawarkan harga lebih murah dengan sistem sewa bulanan. Opsi sewa bulanan yang ditawarkan tersebut dengan pertimbangan untuk menyelamatkan angsuran kendaraan. 

Beberapa kali mengikuti tender dan menjadi pemenang, unit kerja sama angkutan terus bertambah. Lewat bendera PT Lingkar Logistik Indonesia, unit terus bertambah menjadi 3 Traga Box dan 3 NMR Box. “Sampai sekarang masih jalan, dengan kontrak kerja selama tiga tahun,” ujarnya. 

Kata lingkar yang dijadikan nama perusahaan terus memutar usaha perusahaannya. Pembangunan Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan juga memberi berkah bagi perusahaannya. Tak hanya sebagai penyedia layanan trucking (trailer), kontrak kerja rancang bangun industri juga didapat. 

Teranyar, PT Angkasa Pura Logistik (APLOG) telah resmi bekerja sama dengan Lingkar Group dalam penanganan pengiriman kargo udara di seluruh bandar udara di mana APLOG beroperasi. 

MENTOR BISNIS: Tami bersama kedua orangtuanya.

“Kargo udara sudah dirintis oleh papah sejak 2010 dan baru terealisasi 2020. Kaget juga ketika diminta menandatangani MoU,” ujarnya. 

Tami mengatakan kepercayaan penanganan logistik multimoda yang diberikan mitra karena perusahaannya memiliki banyak akses dan mampu menyediakan muatan yang bersifat harian. “Mungkin banyak yang belum tahu kalau setiap hari ada pesawat yang membawa roti ke Balikpapan,” ucapnya. 

Pada masa pandemi Covid-19, perusahaan yang mempekerjakan anak-anak muda usia 19-20 tahun itu justru mendapat berkah. “Alhamdulilah, omset usaha naik hingga 60 persen,” bebernya tersenyum. (*)



Author Image
AboutAdmin

Menulis untuk berbagi. Terima kasih sudah membaca

No comments: