ads header

Wednesday, September 20, 2017

Kang Emil dan Pikirannya

0
MENUJU JABAR 1: Penulis bersama bakal calon Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Indramayu, Jawa Barat. 

Kabar dari kampung halaman selalu mengantarkan kita pada sebuah ingatan. Tentang masa lalu, masa kecil, juga cinta keluarga. Ada yang sedemikian rupa di dalam kolam: wajah orangtua. Untuk urusan keluarga, Minggu lalu saya harus segera pulang kampung. 

DI ruangan itu, di sebuah rumah sakit di Kota Cirebon, seorang laki-laki sepuh yang sedang sakit terbaring lemah. Sudah sebulan ini nafsu makannya mendadak menghilang. Badan kurusnya semakin terlihat kurus. Dokter mendiagnosis ada yang bermasalah dengan lambungnya.

Tiga hari dirawat di rumah sakit, kondisinya berangsur membaik. Penanganan medis pun berlanjut ke perawatan jalan. Saya percaya bahwa dokter yang baik bisa memberikan sugesti yang ampuh bagi kesembuhan pasien. Saya pun yakin, kehadiran keluarga bisa menjadi obat penghilang rasa sakit.

Sebagai wujud syukur melihat kesehatan orang tua berangsur pulih, kami sekeluarga merayakannya dengan makan siang bersama. Rumah Makan Panorama di Kota Indramayu menjadi pilihan. 

Saya menghabiskan masa kecil dan remaja di Kabupaten Majalengka. Di sebuah pangkalan udara kecil bernama Lanud Sukani, tempat orang tua bertugas. Kampung halaman yang sudah lama saya tinggalkan sejak 1990 karena merantau ke Kalimantan.

Purnatugas dari dinas kemiliteran, orang tua hijrah ke kampung halaman di Indramayu. Menghabiskan masa kecil dan remaja di Majalengka, tapak kenangan tak hanya terjejak di Majalengka. Saya cukup mengenal baik wilayah lain di kawasan Pantura seperti Cirebon, Indramayu, dan Kuningan (Ciayumajakuning). Juga wilayah perbatasan lainnya seperti Sumedang, Subang, dan Ciamis. Sudah tentu Kota Bandung sebagai Ibu Kota Provinsi Jawa Barat.

Rumah Makan Panorama di Kota Indramayu memang cukup tersohor. Karena alasan itulah kami memilihnya. Menu favorit di rumah makan itu adalah Pindang Gombyang Iwak Manyung. Kuliner khas Indramayu hasil olahan kepala ikan Manyung. Disajikan dengan kuah berwarna kuning yang dicampur dengan bumbu dan rempah yang memiliki rasa pedas, asam, dan gurih.

Pindang Gombyang awalnya hanya disajikan di rumah biasa. Setelah diperkenalkan kepada pengunjung rumah makan, akhirnya banyak yang suka. Selain menu andalan Pindang Gombyang Ikan Manyung, Rumah Makan Panorama juga menyediakan menu lain seperti udang bakar, ikan bawal bakar, ikan etong bakar, dan sajian seafood lainnya.

Secara kebetulan, saat santap siang bersama keluarga di rumah makan itu, nama Ridwan Kamil sedang menjadi perbincangan pengunjung rumah makan. Rupanya siang itu, Wali Kota Bandung yang juga bakal calon Gubernur Jawa Barat tersebut akan makan siang di sana.

Secara kebetulan lagi, masih di tempat yang sama, saya bertemu Rusdi Polpoke, Pemimpin Redaksi Radar Cirebon, dan Makhali, Direktur Karawang-Bekasi Ekspres, pimpinan media kelompok Jawa Pos Group di wilayah Pantura Jawa Barat. Dari obrolan dengan keduanya, saya menjadi tahu bahwa kedatangan Kang Emil, sapaan Ridwal Kamil ke Indramayu berkaitan dengan sosialisasi pencalonannya sebagai Gubernur Jawa Barat.

Minggu siang itu (23/7), Kang Emil mengenakan kemeja berwarna biru dengan peci melekat di kepala. Dia terlihat bersemangat menyapa para pengunjung rumah makan. Sajian Pindang Gombyang Ikan Manyung dan menu seafood lainnya di atas meja disantap dengan lahapnya. Mangga Gedong Gincu yang menjadi ikon Kota Indramayu menjadi sajian cuci mulut.

Di meja makan, Kang Emil terlihat akrab berbicara dengan seorang pemuda. Dari Rusdi Polpoke dan Makhali, saya menjadi tahu bahwa pemuda itu adalah Daniel Muttaqien, anggota DPR RI dari Fraksi Golkar yang juga putra Bupati Indramayu Anna Sophana.

Demografi pemilih Ciayumajakuning di wilayah Pantura yang besar menjadi pertimbangan Kang Emil untuk menggandeng Daniel Muttaqien sebagai pendampingnya. Sejak lama, muncul keinginan kuat dari masyarakat Pantura agar kepemimpinan Jawa Barat mewakili wilayah Priangan-Pantura. 

“Itu juga menjadi harapan saya. Banyak tokoh Pantura yang bisa menjadi pemimpin di Jabar. Salah satunya adalah Kang Daniel,” ujar Kang Emil. 

Daniel memang masih muda. Ketua DPD Partai Golkar Indramayu ini dianggap bisa mewakili figur dari Pantura. “Orang muda biasanya mau bekerja keras. Mau juga kerja di tempat-tempat yang kotor. Saya butuh calon wakil saya nanti tokoh muda seperti Kang Daniel,” ujar Kang Emil.

Ya, siapa tak mengenal Ridwan Kamil? Sebagai Wali Kota Bandung, namanya sudah menasional. Dia dinilai mampu mewujudkan mimpi-mimpinya menjadi kenyataan setelah terpilih menjadi wali kota. Untuk urusan pada level kota, Kang Emil dinilai moncer. Jika pencalonannya sebagai Gubernur Jawa Barat mendapat banyak dukungan, termasuk dukungan dari wilayah Pantura, hal itu dapat dimaklumi.

Di bawah nakhoda Kang Emil, Kota Bandung dengan segunung permasalahannya seperti ledakan penduduk, problem sampah, banjir, kemacetan, kekumuhan, dan daftar permasalahan lainnya mampu diselesaikan melalui dua pendekatan: ilmu dan budaya. 

Jurus pengembangan pembangunan dan potensi ekonomi yang ditawarkan Kang Emil sebagai calon gubernur adalah satu desa satu produk dan industri dalam skala besar. Tak perlu menunggu menjadi gubernur, Kang Emil siap memasarkan produk pertanian dari wilayah Pantura. 

“Cukup lewat SMS. Yang penting, kemasan beras yang dijual ke Bandung sudah dikemas dengan bagus dan berkualitas,” ujarnya.

Kepada Kang Emil, saya menceritakan dinamika Pilgub Kalimantan Timur. Tentang nama-nama kandidat berlatar belakang wali kota seperti dirinya yang juga terdorong untuk maju pada pemilihan gubernur. “Salam saja untuk Pak Rizal Effendi, wali kota Anda. Maju terus!” ujar Kang Emil kepada saya. (*)

Author Image
AboutAdmin

Menulis untuk berbagi. Terima kasih sudah membaca

No comments: