ads header

Friday, September 9, 2016

The Power of Kongkow

0

WAKAPOLDA Kaltim Brigjen Pol Hendrawan tak langsung membaca lembaran naskah sambutan kapolda. Di depan forum diskusi dengan inti tema kejahatan terhadap anak pada akhir pekan lalu, jenderal bintang satu ini terlebih dulu menanggapi pidato singkat Kompol Yolanda Sebayang. Andai sang jenderal tahu ide kegiatan workshop yang akan dibukanya pada hari itu berawal dari kongkow-kongkow, ia ingin sekali bergabung.

Dari kejauhan, saya yang pada hari itu harus merangkap peran sebagai operator komputer masih dapat melihat ekspresi Yolanda. Duduk berbaur bersama para narasumber yang mengenakan t-shirt bertuliskan “Save Our Child”, senyum mengembang diperlihatkan polisi wanita yang menjabat wakapolres Balikpapan itu.

Saya tahu, perwira wanita murah senyum itu sudah menyiapkan naskah sambutan. Namun, dari paparan yang disampaikan, saya pun tahu kalau naskah yang telah dipersiapkan akhirnya hanya tersimpan dalam dokumen smartphone-nya.

Ke hadapan pejabat utama Polda Kaltim dan tamu undangan yang memenuhi Grand Ballroom  Platinum Hotel, ia sampaikan bahwa ide acara yang berlangsung pada hari itu tercetus dari kongkow-kongkow delapan mata. “Inilah hasil the power of kongkow-kongkow,” kata Yolanda menceritakan latar belakang kegiatan Workshop Save Our Child.

Apa yang dikatakan Yolanda 100 persen benar. Nekat! Itulah kata yang paling tepat untuk menggambarkan persiapan penyelenggaraannya. Idenya  bergulir pada tiga minggu sebelum acara. Muncuat saat kongkow-kongkow.

The smiling woman itu memang sudah cukup lama menjabat wakapolres Balikpapan. Namun, perkenalan saya dengan polwan bertubuh langsing itu belum lah lama. Kongkow-kongkow delapan mata di sebuah café di depan kantor Polres Balikpapan menjadi awal perkenalan dengannya.

Siang itu, Yo—sapaan akrab Yolanda datang bersama Kompol Nina Ike Herawati, Kapolsek Balikpapan Selatan. Saya datang bersama rekan sekantor Eddy Adha. Walau baru mengenal secara langsung, wajah dua perempuan energik itu sudah sangat familiar bagi saya. Maklum, keduanya sangat eksis di sosial media.

Melihatnya sikap keduanya yang terbuka, humble, tidak berjarak, dan penampilannya yang selalu dihiasi senyum, saya yakin leadership dua polisi wanita itu telah memberi warna baru pada organisasi Polres Balikpapan dan Polsek Balikpapan Selatan.

Sisi leadership lain yakni cerdas dan berani mengambil risiko pribadi demi keberhasilan yang lebih besar juga melekat pada keduanya. Kepribadian lain yang saya tangkap, mereka juga memiliki selera humor yang baik.

Orang yang memiliki selera humor baik biasanya juga memiliki toleransi yang tinggi, karena ia merasa tak harus selalu menjaga imej di depan orang banyak. Ia akan mudah bergaul dan tak mudah tersinggung. Tentu, the power of smile menjadi selling point lainnya. “Jatuh pun saya harus tersenyum,” kelakar Yo.

Kongkow-kongkow sekira dua jam diawali curhatan Yo dan Nina. Mereka meminta pandangan mengenai aturan kapolri perihal penggunaan media sosial. Tampaknya, muncul kecemasan pada diri mereka mengenai pembatasan penggunaan media sosial itu. Kepada mereka, saya sampaikan tak perlu cemas dengan aturan tersebut. Apalagi informasi dan foto-foto yang diunggah di media sosial sebagai perekat hubungan antara institusi  ataupun personal kepolisian dengan masyarakat.

Saya berpendapat Polri justru harus respek terhadap kekuatan media sosial, bahkan harus memberdayakan media sosial sebagai suatu kekuatan sekaligus strategi untuk menyampaikan  informasi secara berimbang. Kemahiran mengelola media sosial sudah menjadi tuntutan untuk menjawab semua pertanyaan dan opini publik. Agaknya, jawaban itu cukup memuaskan keduanya. Terbukti, Yo dan Nina semakin eksis di media sosial.

Obrolan lantas berlanjut ke persoalan inti. Menggagas kegiatan-kegiatan yang bisa disinergikan saat perayaan HUT ke-68 Polwan dan HUT ke-15 Balikpapan Pos. Kebetulan, Hari Jadi Polwan dan HUT Balikpapan Pos jatuh pada tanggal yang sama, 1 September. Sinergi menjadi pilihan tepat disaat “musim defisit” melanda.

Tren peningkatan kasus kejahatan terhadap anak menjadi pilihan tema workshop. Pekerjaan pertama adalah mencari narasumber yang berkompeten. Meski waktu pelaksanaan mepet, Yo menginginkan sebagian besar narasumber memiliki nama berskala nasional. Sesuai inti tema, pilihan narasumber utama dijatuhkan pada Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Dari sebuah portal kementerian, terposting sebuah makalah dari Sekretaris KPAI Erlinda lengkap dengan surat elektronik dan nomor handphone-nya.  Erlinda menyanggupi untuk hadir sebagai narasumber ketika dihubungi.

Kekuatan jejaring pertemanan mampu menarik narasumber lain yakni motivator Bebet Darmawan, Kanit II Subdit IT dan Cyber Crime Bareskrim Mabes Polri AKBP Nona Pricillia, Ernesta Siadari (International Criminal Investigative Training Assistance Program/ICITAP), dan Manager Corporate Communication PT Telkomsel Area Pamasuka Anton Mahendra untuk datang berbagi ilmu.

Ide dan kerja yang serba set-set-swuet serta direncanakan dan diputuskan dari kongkow-kongkow itu akhirnya bisa terselenggara dan memberi warna lain pada perayaan HUT ke-15 Balikpapan Pos, HUT ke-68 Polwan, dan HUT ke-64 HKGB tahun ini. Tentu tak ada gading yang tak retak.

Terima kasih kepada Polwan Hera yang telah menata dengan sangat baik rangkaian acara dengan suara empuknya. Juga Polwan Intan yang telah menghibur tamu undangan dengan suara merdunya. Kalian polisi wanita hebat. Terima kasih juga kepada Kapolres Balikpapan AKBP Jeffri D. Juniarta.  Chemestry yang terbangun dengan Wakapolres Kompol Yolanda memberi andil besar pada kesuksesan kegiatan bersinergi ini. Teristimewa kepada Wakapolda Kaltim Brigjen Pol Hendrawan yang telah menghadiahi topi jenderal kepada Balikpapan Pos.

Sukses penyelenggaraan rangkaian acara menjadi bukti kemampuan polisi wanita sebagai event organizer. Bukti kekuatan kongkow-kongkow. Bagaimana menurut anda? (*)










Author Image
AboutAdmin

Menulis untuk berbagi. Terima kasih sudah membaca

No comments: