ads header

Monday, September 12, 2016

Koran Komunis

0
PAMERAN INDUSTRI PERCETAKAN: Penulis (kanan) di area pameran mesin percetakan di Beijing pada 2005.

BELUM lengkap bila wartawan berjalan-jalan di negeri orang—tidak menyempatkan diri untuk berkunjung ke kantor koran atau lembaga-lembaga kewartawanan setempat. Itulah yang kami lakukan ketika melawat ke negeri Tiongkok pada 2005 lalu.

Suatu keberuntungan di negeri Tiongkok kami mendapat kesempatan mengunjungi lembaga surat kabar milik pemerintah RRC. Kami juga menyempatkan berkunjung ke pameran mesin percetakan bertajuk The sixth Beijing International Printing Technology Exhibition.

Di Beijing, kami mengunjungi koran pemerintah milik Partai Komunis, Renmin Ribao. Koran bertiras 1,5 juta eksemplar per hari itu terbit dalam dua edisi bahasa. Renmin Ribao berhasa mandarin, sedangkan edisi berbahasa Inggris diberi nama People Daily Overseas.

Kantor Renmin Ribao berdiri pada lahan seluas 25 hektare. Selain gedung redaksi dan beberapa gedung percetakan, ada juga bangunan berupa barak yang dihuni ratusan pekerja. Renmin Ribao memiliki pengaruh yang kuat di Tiongkok.

Memang, tidak ada satupun kantor surat kabar di dunia yang para pekerjanya terus berpacu dengan waktu. Begitu juga dengan Renmin Ribao. Kesibukan sangat terasa di sini. Akibat kesibukan itu pulalah yang menyebabkan kami harus bersabar menunggu sekitar 15 menit di ruang lobi, sebelum diterima di ruang rapat para manajer Renmin Ribao.

“Mohon maaf Anda telah menunggu beberapa menit. Anda tiba saat kesibukan kami memuncak. Pihak manajemen sedang rapat, mungkin beberapa saat lagi akan hadir di ruang ini,” kata salah seorang pria mewakili manajemen yang menyambut kami.

Benar kata dia, baru 10 menit kami berbincang-bincang, masuklah dua orang “pembesar” Renmin Ribao ditemani Bos Jawa Pos Grup Dahlan Iskan yang menjadi penterjemah kami. Mereka masih muda, berusia 40-an tahun. Orang-orang inilah yang mengendalikan Renmin Ribao setiap hari.

Sebagai koran milik pemerintah, wajar kalau Renmin Ribao lebih menfokuskan pemberitaan satu arah. Dari pemerintah. Policy ini tidak bisa dipisahkan dari kuatnya kontrol pemerintah terhadap koran-koran di RRC. “Berita-berita investigatif, apalagi yang berbau politis, haruslah kami panda-pandai meramunya,” ujarnya.

Kuatnya kendali pemerintah terhadap koran-koran di RRC tidak terlepas dari sistem yang berlaku di negeri itu. “Sebagai negara berpaham komunis, saya kira wajar kalau koran-koran kami masih seperti ini,” ujarnya.

Melawat ke lembaga penerbitan di RRC, saya menyimpan dua perasaan yang saling kontradiksi. Bangga dan sedih. Bangga karena kebebasan pers di tanah air masih jauh lebih baik dibanding RRC. Sedih karena masih melihat kenyataan bahwa wartawan di negeri ini masih sering mengalami nasib buruk akibat pemberitaan yang ditulisnya. (*)
Author Image
AboutAdmin

Menulis untuk berbagi. Terima kasih sudah membaca

No comments: