ads header

Monday, September 12, 2016

Tommy Winata; Uang, Kekuasaan dan Militer

0
PAK TW: Tommy Winata menyambut kami di resort miliknya di Pulau Bule, Lampung.


NAMA Tommy Winata bagi sebagian besar orang mungkin sudah tidak asing lagi. Benarkah taipan asal Pontianak ini sukses berkat dukungan bisnis hitamnya? 

Bos Grup Artha Graha ini buka-bukaan soal bisnisnya ketika menjamu Pemimpin Redaksi Grup Jawa Pos di Pulau Bule, Lampung --pulau miliknya yang dikelola menjadi resort.

Tak perlu waktu lama untuk mencapai Pulau Bule. Dari Bandar Lampung dibutuhkan waktu sekitar satu jam menggunakan kendaraan melewati jalan Trans Sumatera kemudian dilanjutkan dengan angkutan laut. Sebuah perahu berukuran besar dan kapal pesiar membawa kami ke pulau yang dilengkapi fasilitas beberapa cottage itu.

Kesan mewah Pulau Bule sudah tampak dari kejauhan. Lampu-lampu mengelilingi pulau seluas puluhan hektare tersebut ketika malam. Di dermaga yang cukup luas berdiri sebuah cottage. Ikan hiu, kura-kura, dan jenis ikan laut lainnya menjadi penghuni bawah dermaga.

Ketika hari menjelang petang, Tommy dan beberapa karyawannya menyambut kami di dermaga. Mengenakan celana pendek, pengusaha yang akrab dengan kalangan militer itu menyambut ramah. Obrolan cukup panjang tentang pilar bisnisnya di sejumlah daerah meluncur dari mulutnya. Kepada kami, ia juga curhat mengenai berbagai kendala investasi yang dialami di sejumlah daerah.

Sebagai pengusaha, Tommy punya kisah sukses. Lelaki berumur 51 tahun kelahiran Pontianak ini dikenal ulet dan tekun. Ia merangkak dari bawah. Ketekunannya memang membuahkan. Lewat Grup Artha Graha, Tommy Winata terbilang mumpuni. Dalam tempo 17 tahun, Tommy bisa mengembangkan imperium bisnisnya.

Pilar bisnisnya adalah properti dan keuangan. Di bawah payung PT Danayasa Arthatama, imperium bisnisnya menjadi jaring bisnis yang terdiri atas 16 perusahaan. Bos Grup Artha Graha ini punya tiga kunci sukses: uang, kekuasaan dan militer. Perpaduan yang menghasilkan power apa saja dan menghasilkan apa saja.

Kisah kedigdayaan Tommy sempat menuai kontroversi. Pesaing bisnisnya menuding Tommy memanfaatkan militer untuk memudahkannya berbisnis. Bisnis remang-remang sebut saja perjudian juga diarahkan kepada dirinya. Dan itu diakui Tommy.

Kecurigaan masyarakat terhadap bisnis hitam Tommy memang masih melekat hingga sekarang. Ini diungkapkan beberapa rekan dari sejumlah daerah berkaitan dengan rencana investasi Tommy. Di Provinsi Jambi, misalnya, muncul kecurigaan Tommy bakal menjadikan sebuah pulau kecil di provinsi tersebut sebagai “Genting Island” di Indonesia.

Benarkah semua itu? Menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Tommy hanya tersenyum. Dalam diskusi yang berlangsung cair dipandu Chairman Jawa Pos Grup Dahlan Iskan, Tommy membantah semua tuduhan tersebut.

“Soal bisnis judi, ya, saya juga bingung mengapa saya dicap seperti itu,” tandas Tommy yang mengaku hanya mengerti permainan domino dan kyu-kyu.

Soal tudingan miring bisnis berjudian, Tommy menyatakan tuduhan tersebut diarahkan kepada dirinya lantaran dirinya pernah memiliki pemikiran untuk melegalkan perjudian seperti yang dilakukan Malaysia, Singapura, dan Macao.

Namun, tegas Tommy, konsep melegalkan judi yang sempat diwacanakannya merupakan dorongan dari para bandar judi lokal. “Saya hanya menyampaikan aspirasi mereka (bandar judi lokal), tapi karena saya yang ngomong, saya dituduh sebagai pengusaha perjudian,” tegasnya.

Bicara masalah perjudian, Tommy berpandangan pemerintahlah yang bisa memutihkan atau menghitamkan perjudian. Karena itu, lanjutnya, yang harus mengatasi masalah perjudian adalah pemerintah. “Hanya pemerintah yang bisa menjadikan bisnis judi menjadi hitam atau putih, tidak ada yang lain,” tandasnya.

Mengenai kedekatannya dengan kalangan militer, Tommy tak menampiknya. Karena kedekatannya dengan kalangan militer, doktrin militer diakuinya begitu melekat pada dirinya. Doktrin tersebut tidak hanya memengaruhi perilaku hidupnya, namun juga memengaruhi bisnis yang dijalaninya.

Walau begitu, dia dengan tegas membantah dirinya bisa memengaruhi pengambilan kebijakan pada institusi militer dan kepolisian. “Saya ini siapa sih, nggak benar itu,” tukasnya. (*)
Author Image
AboutAdmin

Menulis untuk berbagi. Terima kasih sudah membaca

No comments: