ads header

Saturday, September 10, 2016

Pak Alex dan Jakabaring

0


KEHEBOHAN WISMA ATLET: Penulis berada di Wisma Atlet Jakabaring Sport Center.


PERAWAKAN lelaki itu gempal. Bentuk wajahnya bulat oval dengan potongan rambut sengaja dibuat agak botak. Dia tipe seorang pria yang senang akan hal-hal praktis. Tampak sekali jika kepercayaan dirinya begitu besar. 


“Perkenalkan, saya CEO (Chief Executif Officer) Provinsi Sumatera Selatan, bukan gubernur,” kata lelaki dengan rambut mulai memutih yang siang itu mengenakan setelan jas berwarna abu-abu.

Dia tidak datang sendiri. Beberapa wanita cantik dan pria berbadan tegap mengenakan safari ikut mendampinginya. Jari-jari lentik dua wanita itu menggengam sejumlah berkas dan komputer jinjing. Dari komputer jinjing lalu diperlihatkan beberapa perspektif venue cabang olahraga yang terpusat di kawasan Jakabaring, Palembang. 

Itulah gambaran suasana awal ketika Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin mempresentasikan kesiapan Sumatera Selatan sebagai tuan rumah penyelenggaraan SEA Games XX. Dihadapan 165 Pemimpin Redaksi Jawa Pos Group dari Aceh hingga Papua yang berkumpul di Hotel Aston Tropicana, Bandung, 20-24 Maret lalu, kehadiran lelaki berpenampilan dandy itu memberi kesan tersendiri.

Diperlukan perjuangan dan upaya keras untuk meyakinkan sejumlah pihak agar Sumatera Selatan dipercaya sebagai salah satu tuan rumah penyelenggaraan SEA Games XX. Ketika menawarkan diri sebagai tuan rumah penyelenggaraan SEA Games, Sumsel harus berkompetisi dengan tiga provinsi lain, yakni DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. 

“Hanya satu dari luar Jawa yang berani menawarkan diri sebagai tuan rumah penyelenggaraan SEA Games. Provinsi itu adalah Sumatera Selatan,” kata Alex Nurdin bangga.

Cibiran dari sejumlah pihak bahwa Sumatera Selatan tidak siap untuk menjadi tuan rumah SEA Games justru dijadikan pelecut. Sumatera Selatan dipandang sebelah mata karena dianggap minim SDM, belum punya pengalaman, dan sarana infrastrukturnya masih terbatas. Karena penilaian keterbatasan infrastruktur itu lah awalnya Sumsel hanya dipercaya untuk mempertandingkan delapan cabang olahraga. Alex Nurdin terus meyakinkan bahwa provinsi yang dipimpinnya mampu menggelar lebih dari delapan cabang olahraga.

“Awalnya hanya dipercaya menyelenggarakan delapan cabor, kemudian menjadi 11 cabor, sampai akhirnya menjadi 24 cabor,” ungkap Alex Nurdin.

Di atas lahan seluas 325 hektare dari 725 hektare milik Pemprov Sumsel, saat ini pembangunan sejumlah venue cabor berstandar internasional sedang dikebut. Semua venue berada di satu kawasan Jakabaring yang letaknya sekitar 2,5 kilometer dari arah selatan Jembatan Sungai Musi.

“Stadion Jakabaring yang menjadi homebase Sriwijaya FC adalah stadion terbaik di Indonesia. Tapi saya belum puas, masih terus diperbaiki dengan menambah penerangan. Sekarang sedang dilakukan,” beber Alex Nurdin.

Saat ini Sumsel telah memiliki dua fasilitas Gedung Olahraga (GOR) dan sedang membangun GOR baru. Venue atletik berstandar internasional yang sedang dibangun menggunakan material sintetis yang didatangkan dari Jerman. Lobi Alex Nurdin agar Omega menjadi official timer resmi SEA Games telah membuahkan hasil. Omega menyatakan bersedia.

Tak hanya itu, di kawasan Jakabaring juga sedang dibangun lapangan tennis enam line. Jika semua pembangunan venue sudah selesai, akan diujicoba dengan mempertandingkan laga internasional. Target Alex Nurdin, April mendatang venue lapangan tennis sudah selesai dan langsung digeber dengan menggelar pertandingan internasional. “Juni nanti akan kita undang petenis Rusia, Maria Sharapofa,” ucap Alex Nurdin.

Klaim kelebihan venue lainnya adalah fasilitas kolam renang. Kolam renang yang juga berstandar internasional menggunakan teknologi terbaru menggunakan stainless steel. Di Asia, sebut Nurdin, kolam renang dengan teknologi terbaru stainless steel baru dimiliki dua negara, yakni Olimpic Swimming Pool Beijing dan Jakabaring Swimming Pool.

Di kawasan Jakabaring Sport Center juga dilengkapi danau seluas 40 hektare yang akan digunakan untuk cabang olahraga ski air. “Sebagian besar kawasan Jakabaring adalah rawa yang diurug. Danau seluas 40 hektare tersebut bisa menampung 2,2 juta meter kubik air,” sebutnya.

Venue cabor lainnya yang terintegrasi di kawasan Jakabaring adalah lapangan tembak, bowling, bola sodok, dan fasilitas wisma atlet setara hotel berbintang empat yang dibangun 15 lantai. “Wisma atlet mampu menampung 3000-4000 atlet dengan konstruksi tahan gempa,” ujarnya.

Di Jakabaring Sport Center juga disediakan sarana transportasi berupa sepeda, golf car, dan becak untuk membawa para atlet ke sejumlah venue. Khusus angkutan golf car, semuanya dikemudikan oleh putri-putri Sumatera Selatan. “Jangan bilang-bilang ya, itu bagian dari strategi agar atlet dari negara lain betah berlama-lama di golf car dan terlambat sampai venue,” selorohnya lantas menyebutkan seluruh venue yang dibangun di kawasan Jakabaring akan selesai pada akhir Juli 2011.

Pertanyaan paling mendasar, bersumber dari mana dana pembangunan seluruh venue? Alex Nurdin menyadari bahwa dana APBD Sumsel tidak terlalu besar. Pergerakan besaran APBD Sumsel rata-rata per tahun naik sebesar Rp 1 triliun. APBD awal Sumsel saat dipimpinnya hanya sebesar Rp2,7 triliun, tahun ini naik sebesar Rp3,3 triliun dan tahun depan diperkirakan naik lagi sebesar Rp4,2 triliun.

Alex Nurdin menyebut total anggaran pembangunan venue mencapai Rp2,2 triliun. Dari total anggaran Rp2,2 triliun, hanya sebesar Rp98 miliar yang bersumber dari APBD. Sisanya bersumber dari Kementerian PU dan Kemenpora sebesar Rp506 miliar, dan sumbangan pihak ketiga Rp1,6 triliun. Artinya hanya sekitar 20 persen saja yang dialokasikan untuk pembangunan venue.

“Dana APBD fokus untuk rakyat. Saya CEO bukan gubernur. Kalau Sumsel sekaya Kaltim yang menggelontorkan Rp 5 triliun untuk PON, Sumsel cukup 20 persen saja,” ujarnya seraya mengatakan setelah dirinya terpilih sebagai Gubernur Sumsel, janji kampanyenya pendidikan gratis 12 tahun dan berobat gratis mampu dipenuhi hanya dalam waktu 81 hari.

“Karena itu saya mendapat rekor MURI sebagai gubernur yang memenuhi janji kampanye tercepat,” ucapnya lalu meminta applaus paling meriah untuk capaian pemenuhan janji kampanyenya.

Dulu ketika mencalonkan diri sebagai calon Gubenur Sumsel, Alex Nurdin melontarkan janji akan mundur dari jabatannya apabila dalam waktu satu tahun janji kampanye sekolah gratis mulai SD sampai SMA dan berobat gratis tidak dapat direalisasikan dalam waktu satu tahun.

SEA Games, kata Alex Nurdin, bukanlah sasaran akhir namun menjadi sasaran antara untuk meningkatkan daya tawar Sumatera Selatan. Terbukti, dua minggu setelah Presiden RI menyetujui Sumsel sebagai tuan rumah SEA Games XX, langsung dibangun rel kereta api double track dan peningkatan infrastruktur bandara, pelabuhan dan jalan. “Gara-gara SEA Games, Stasiun Kereta Api di Palembang akan dibangun sebagai stasiun paling modern se Indonesia,” ucapnya.

Sebagai gubernur, Alex Nurdin rupanya sangat memahami apa yang dimaui wartawan. Ini terkait dengan fasilitas press room bagi wartawan yang meliput SEA Games. Soal ini, Alex memberikan garansi fasilitas press room juga berstandar internasional. (*) 

Author Image
AboutAdmin

Menulis untuk berbagi. Terima kasih sudah membaca

No comments: