ads header

Saturday, September 10, 2016

Hijau di Tanah Arab

0



CERITA tentang jor-joran pemerintah Arab Saudi menggelontorkan dana hingga triliunan rupiah untuk program penghijauan kota adalah cerita lama. 

Bagi saya, tetap saja ada keraguan menyangkut tingkat keberhasilan tumbuh tanaman dan pepohonan yang ditanam.

Terlebih lagi jika tanaman dan pepohonan itu adalah jenis exotic (didatangkan dari negara luar, Red.).  Cerita suksesnya belum saya yakini sebelum melihatnya secara langsung.

Pemahaman saya secara teori, diperlukan adaptasi yang sangat ekstrem bagi tanaman dari negeri beriklim tropis untuk bisa tumbuh di Arab Saudi yang beriklim subtropis. Belum lagi dihadapkan pada kondisi alam yang tandus  berupa padang pasir dan tanah berbatu, serta keterbatasan air.

Namun di luar perkiraan, sesuatu yang rasanya tidak mungkin itu menjadi mungkin. Semangat dan kekuatan uang mampu menyulap padang tandus menjadi hijau. Tanaman dan pepohonan yang didatangkan dari negara lain termasuk dari Indonesia, seperti kelapa, mangga, pepaya, mlandingan (pohon Soekarno) dan pisang  bisa tumbuh subur di Arab Saudi.

Berkeliling menyusuri kota Makkah, Madinah dan Jeddah, akan terlihat kawasan hijau berupa taman-taman yang ditumbuhi pepohonan di berbagai sudut kota. Tanaman dan pepohonan jenis tertentu tampak menghiasi jalan-jalan protokol, area publik, kawasan perbelanjaan, dan tempat-tempat bersejarah. Walau hanya beberapa jenis, kondisi perkembangan pepohonan tersebut terlihat cukup subur untuk menghijaukan kota Makkah, Madinah dan Jeddah.

Tanaman jenis bunga-bungaan yang ditanam pemerintah Arab Saudi ternyata juga berkembang dengan baik. Bunga-bunga warna warni tersebut banyak ditanam di kawasan median jalan, di bawah pepohonan besar yang hijau, seperti terlihat perjalanan antara Masjidil Haram ke masjid Tan’im atau ke masjid Jah Ranah, dua wilayah kawasan mikat untuk melaksanakan umrah.

Yang menarik, pohon mangga juga bisa tumbuh subur dan berbuah di Arab Saudi. Tapi sejauh ini belum ada buah mangga lokal dipasaran. Sementara Mesir yang kondisi alamnya notabene sama dengan Arab Saudi, mangga sudah dibudidayakan besar-besaran dan produk mangga Mesir bisa ditemui di Arab Saudi.  Kini sudah mulai ada yang menjual benih dan pohon muda dalam pot (tabulampot).
Salah satu tempat yang paling menghijau, tidak kalah dengan kawasan lain yang berhujan, ada di pinggir pantai Jeddah, sebuah kawasan wisata yang benar-benar hijau dan asri. Kawasan itu lebih terkenal di kalangan jamaah dengan tempat terletaknya Masjid Terapung.
Tempat yang berada di pinggir Laut Merah ini dipercantik jalan-jalan besar dan beraspal mulus tanpa persimpangan. Di kawasan wisata pantai ini digunakan jalur bawah tanah sebagai cara menghindari persimpangan seperti halnya di pusat-pusat kota.
Di kawasan yang sudah pasti dulunya gersang dan kering kerontang, kini dipenuhi berbagai macam tanaman mulai dari pepohonan dan berbagai macam bunga. Bahkan kelapa ditanam berdampingan dengan pohon kurma sebagai hiasan di tempat ini. Pohon kelapa juga ditanam di kawasan niaga Corniche, Jeddah dan beberapa ruas jalan menuju pantai. Pun bisa dilihat di sekitar bandara King Abdul Aziz.
Sebagai taman, tentu saja tidak ketinggalan rumput lapangan berbagai jenis dan kolam-kolam dengan air mancurnya. Pohon-pohon yang memberikan keteduhan menjadi bagian yang sangat menarik di tempat ini. Persis di depan Al Baia, hotel tempat kami menginap di Jeddah, ada ruang terbuka hijau yang banyak ditanami pohon kelapa dan kurma. Air untuk menyiram pepohonan bukan menjadi kendala karena area hijau itu juga terdapat danau buatan.
Keberhasilan penghijauan di Arab Saudi sudah barang tentu berkat kesungguhan pemerintah setempat bersama rakyat untuk menghijaukan wilayahnya. Tentu saja kekuatan uang juga memiliki andil sangat besar. Padang gersang tanpa hujan bisa mereka sulap menjadi kawasan hijau dan asri. Asalkan ada kemauan kuat, tak ada yang tak mungkin. (jid)
Author Image
AboutAdmin

Menulis untuk berbagi. Terima kasih sudah membaca

No comments: