ads header

Friday, September 9, 2016

Soekarno di Siam Square

0


BETAPA meruginya saat melancong ke negeri orang namun tak banyak yang diketahui dari negeri yang dikunjungi. Pikiran itulah yang terlintas dibenak saya sebelum bertolak ke Bangkok, Thailand. Maklum, perjalanan ke Bangkok kali ini bukanlah acara traveling. Melihat rundown acara kegiatan kongres WAN-IFRA (World Association of Newspaper and News Publishers), selama empat hari kegiatan kongres (2-5 Juni), semuanya berlangsung di satu tempat, di Hotel Centara Grand.


Walaupun Centara Grand Hotel terintegrasi dengan Central World--pusat belanja terbesar dan terlengkap di Bangkok, keinginan untuk mengetahui kawasan belanja dan wisata lainnya tak bisa dibendung. Rupanya, perasaan yang sama  juga dialami oleh delegasi lainnya. Di beberapa sesi diskusi World Editors Forum yang saya ikuti, deretan kursi dalam jumlah cukup banyak tampak kosong ditinggal penghuninya. 


Selidik punya selidik, mereka sengaja meninggalkan sesi diskusi demi tujuan lain, yakni jalan-jalan di Kota Bangkok. Bahkan beberapa delegasi lainnya ada yang meninggalkan Kota Bangkok menuju kawasan wisata pantai, Pattaya. Acara “ngelencer” diam-diam ini terbongkar saat sarapan pagi di hotel tempat kami menginap. 


Terhadap delegasi  Jawa Pos Grup dengan jumlah peserta sebanyak 80 orang, tentu saya bisa mengidentifikasi siapa saja yang meninggalkan ruangan saat sesi diskusi berlangsung. Dan hampir sebagian besar dari wajah-wajah mereka “menghilang” di hari ketiga sesi diskusi. Rupanya di antara beberapa CEO Grup telah melakukan “meeting khusus” dengan agenda utama pesiar ke Pattaya. Kebetulan, CEO kami (Kaltim Post Group) tidak menghadiri kongres WAN-IFRA. Karenanya, informasi “pertemuan khusus” itu tidak kami ketahui. Praktis, saya bersama Chrisna Endrawijaya, Pemred Kaltim Post dan Agus Dwi Wahyudi, Koordinator Divisi Kreatif Kaltim Post, tertinggal di ruangan diskusi.


Melihat situasi ini, kami pun bersepakat mencuri waktu untuk tidak menghadiri dua sesi diskusi. Meninggalkan Centara Grand dengan berjalan kaki, tujuan kami adalah menemui ‘Soekarno’ ke Museum Madame Tussaud di Siam Square. Jarak Siam Square dari Centara Grand tidak terlalu jauh. Hanya butuh waktu sekitar 10 menit dengan berjalan kaki. 


Soekarno di Museum Madame Tussaud mengenakan baju resmi kenegaraan warna putih lengkap dengan atribut di dada kiri dan dasi. Peci hitam di ujung atas, dan sepatu PDH dengan warna sama di ujung bawah. Si pemahat mengambil ekspresi Soekarno ketika tengah tersenyum ramah. Kedua tangan menyatu di depan.


Patung lilin Soekarno ini penggarapannya memang tidak sembarangan. Benar-benar memperlihatkan detil. Bahkan ketika diresmikan pada 24 September tahun lalu, pihak Museum Madame Tussaud mengundang putri Soekarno yang juga presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.

Di Museum Maddame Tussaud Bangkok, Soekarno bergabung dengan tokoh-tokoh dunia lainnya yang secara fisiknya diabadikan dalam bentuk patung lilin. Di kategori tokoh politik misalnya ada Mahatma Gandhi, dan Barrack Obama. 


Di museum, saya  bertemu dengan dengan rombongan  wisatawan  asal Kota Solo. Sekitar satu jam di lokasi, para tokoh politik kurang populer untuk dijadikan objek foto. Para pengunjung lebih tertarik untuk berfoto bersama dengan figur olahraga seperti David Beckham, Cristiano Ronaldo dan Yao Ming.


Para pengunjung juga tampak ekpresif ketika berfoto bersama figur-figur dari dunia entertainment seperti penyanyi Michael Jackson, Justin Bieber dan bintang film Angelina Jolie. Para figur yang diabadikan dalam patung lilin ini ekspresi dan gayanya berbeda. Ada yang melakukan gerakan sit up seperti Beckham, pasang kuda-kuda ala Bruce Lee, ada juga yang sedang duduk santai seperti patung Oprah Winfrey, presenter kondang asal Amerika Serikat.


Thailand sebagai tuan rumah kongres WAN-IFRA agaknya sangat memahami apa yang diinginkan para delegasi kongres. Padatnya kegiatan selama kongres berlangsung dan banyak dihabiskan di ruangan hotel disiasati dengan mengenalkan identitas Thailand di arena kongres. Bukan sekadar melalui pertunjukkan seni di atas panggung saat acara welcome party atau gala dinner, di sela sesi coffee break atau makan siang, para delegasi diberikan sesi waktu untuk berfoto bersama warga Thailand. Ada yang mengenakan pakaian kerajaan, beladiri Muay Thai, hingga dara-dara cantik yang mengenakan busana Thailand dari masa ke masa. Mereka sengaja didatangkan ke arena kongres. Tentu saja, sebagian besar para delegasi memanfaatkan momentum tersebut. (jid@radarsampit.com)
Author Image
AboutAdmin

Menulis untuk berbagi. Terima kasih sudah membaca

No comments: