“GENERAAL, jaga baik-baik raffinadery
(kilang minyak, Red.) di Balikpapan”.
Itu kata-kata Bung Karno yang terus mendengung di telinga Soemitro, sebagai
Presiden sewaktu Soemitro menghadap untuk melaporkan, bahwa semua pemimpin PKI
dan ormas-ormasnya di Kaltim telah dia tangkap. Sebab itu pula, sebagai Pangdam
IX Mulawarman, Soemitro setiap hari, terutama malam hari berpatroli di
sekeliling kilang minyak.
Soemitro tidak mau
menyepelekan proyek yang strategis itu. Tindakannya itu dimaksudkan
menghilangkan keberanian PKI untuk berbuat jahat, umpamanya membakar dan
sebagainya. Pernah kebakaran terjadi di desa Sanga-sanga, tempat yang banyak
“merah”nya. Ada yang sengaja membakarnya.
“Jelas PKI. Tapi tidak
sampai parah kebakaran itu. Kami bisa cepat mengatasinya,” kata Soemitro.
Sejak Soemitro datang,
suasana di Kalimantan Timur sudah terasa mencekam. Rasa takut yang menghantui
penduduk yang jumlahnya waktu itu sekitar satu juta orang, nampak sekali.
Soemitro menilai sikap panglima yang digantikannya dan komandan bawahannya
menjadi penyebabnya. Orang macam Letkol Sudjono, Komandan Batalyon merangkap
Komandan Kodim Samarinda menciptakan
suasana serupa itu. Kalau kendaraannya disalip orang, ia bukan bertindak
pantas, melainkan melepaskan tembakan. Merasa jago tembak. Dan itu
menguntungkan PKI, karena di mana-mana PKI menciptakan suasana mencekam dan
rasa takut.
“Saya lihat,
corat-coret pada bangunan, kendaraan dan lain-lainnya di tengah kota nampak
disengaja. Keadaan begitu menyebalkan. Dalam batin saya, ini namanya revolusi
kesiangan,” kata Soemitro dalam bukunya.
“Wis, menenga cangkemmu! (Sudah, tutup mulutmu!),” jawab Jenderal
Yani berbisik kepada Soemitro saat menghadap Bung Karno.
Soemitro akhirnya tidak
melapor. Tapi perasaannya mengatakan Bung Karno sudah tahu apa yang terjadi di
Balikpapan. Satu hal penting ucapan Bung Karno yang selalu diingat Soemitro.
Dikemukakan Bung Karno waktu itu: “Generaal
Mitro, saya titip raffinaderij
(kilang minyak) yang ada di sana. Jagalah baik-baik!”. Hal itu dikemukakan
sewaktu Jenderal Yani dan Soemitro berpamitan.
“Pesan itu mengiang
terus di telinga saya. Dan itulah yang jadi salah satu perhatian saya yang
utama selama bertugas di Kalimantan Timur,” cerita Soemitro.
AJID KURNIAWAN