ads header

Sunday, July 5, 2020

Di Balik Pintu IKN

0
SELAMAT DATANG: Ucapan selamat datang di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan.


Jangan bangga Balikpapan sebagai pintu gerbang. Balikpapan mesti jadi beranda Kaltim yang telah memiliki koridor.

BERKECIL hati atau tidak, Balikpapan tidak bisa menunggu. Terutama Wali Kota Rizal Effendi. Juga calon pengganti Rizal Effendi. Mengapa? Sebab kalau tidak cepat-cepat, gelombang urbanisasi akibat pemindahan ibu kota negara (IKN) akan menjadi bencana. Sementara kemampuan Pemkot Balikpapan untuk melengkapi sarana prasarana belum memadai.

Kabar baiknya, konon dampak lonjakan penduduk itu sudah diantisipasi. Bahkan sudah dibuat kajiannya. Hasilnya, Kota Balikpapan hanya mampu menampung satu juta jiwa. Hitung-hitungan tersebut didasarkan pada tingkat kepadatan penduduk dibandingkan ketersediaan lahan permukiman.

“Selain pindahan pegawai dari Jakarta, jumlah penduduk Balikpapan juga akan bertambah karena arus tenaga kerja yang mengadu nasib di sekitar ibu kota negara yang baru,” kata Sekretaris Kota (Sekkot) Balikpapan Sayid MN Fadli pada suatu kesempatan.

Pada kesempatan berbeda, saya mendiskusikan perihal wajah baru dan beban yang akan mengiringi Balikpapan dengan Kepala Bappeda Litbang Agus Budi Prasetyo. Meski telah banyak pemberitaan di media massa tentang rencana proyek-proyek baru IKN, rasanya masih belum puas apabila tidak disampaikan langsung oleh Bappeda Litbang sebagai institusi perencana.

Kepada saya, Agus Budi menjelaskan bahwa Pemkot Balikpapan sudah berkali-kali  berkomunikasi dengan Bappenas. Hanya saja, ketika diskusi berlangsung, masterplane IKN belum dirilis oleh Bappenas. Karena alasan tersebut, Pemkot melalui Bappeda Litbang tidak mau terburu-buru untuk membuat masterplane. “Khawatir nanti tidak nyambung,” kata pejabat ramah itu.


PLANNER BALIKPAPAN: Penulis bersama Kepala Bappeda Litbang Balikpapan Agus Budi Prasetyo.

Sekarang dan nanti, Kota Balikpapan memang ibarat perawan. Bagi banyak pendatang, kota ini perlu dan harus ditaklukkan. Mereka tahu atau tidak tahu bahwa Balikpapan merupakan salah satu urban jungle, satu belantara kota seperti kota-kota besar lainnya yang bersifat keras dan kejam.

Tapi kekejaman juga tidak bisa menahan orang untuk datang ke Kota Minyak. Terbukti dari kenyataan bahwa sebagian besar penduduk Balikpapan yang heterogen adalah pendatang.

Kelak, ketika IKN telah berpindah dan Balikpapan menjadi kota penyangga, Kota Balikpapan akan menjadi kota penampungan bagi pendatang yang mengharapkan lapangan kerja.

Masalah penduduk tanpa keahlian dan tanpa lapangan kerja itu bisa meruncing dalam ketidakpuasan dan kemarahan. Tentu saja Pemkot Balikpapan tidak menghendaki hal ini.

“Wali kota dan sekda sudah memberi arahan terkait apa-apa yang memungkinkan untuk dikembangkan,” ucap Agus Budi.

Masalah standar pendidikan misalnya, sudah pasti pegawai di IKN akan memilih yang terdekat yakni di Balikpapan. Mereka juga akan membandingkan standar pendidikan antara Jakarta dan Balikpapan.

Standar pendidikan di kawasan perbatasan IKN seperti Kariangau menjadi perhatian. Menyambut IKN, Balikpapan juga perlu mengembangkan suplai kebutuhan pokok bagi IKN. Pasar induk yang menampung produksi pertanian dari kawasan hinterland Balikpapan perlu dibangun.

“Jangan sampai Balikpapan hanya dilewati saja. Mereka beli dari luar, sementara beban transportasi melewati Balikpapan,” ujar Agus Budi. 

PERTAMA DI LUAR JAWA: PTN Institut Teknologi Kalimantan.

Informasi rencana pembangunan perguruan tinggi di kawasan IKN tak luput mendapat perhatian. Balikpapan berharap agar pemerintah pusat mengoptimalkan perguruan tinggi yang sudah ada di Kaltim semisal Universitas Mulawarman (Unmul), Institut Teknologi Kalimantan (ITK), Politeknik Negeri Balikpapan, atau perguruan tinggi swasta (PTS) lainnya.

Terkait tata ruang secara keseluruhan, Agus Budi menyampaikan saat ini Balikpapan sedang menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Rancangannya mengadopsi konsep pengembanan IKN pada kawasan tertentu—kawasan yang berbatasan langsung seperti Balikpapan Timur dan Balikpapan Utara. Ketika progres IKN sudah berjalan, langkah-langkah pengembangan wilayah perbatasan dengan IKN sudah harus siap.

“Tetapi detilnya lagi masih harus menunggu masterplane IKN,” jelas Agus Budi.

Jangan khawatir, rencana pemindahan IKN ke Kaltim tetap berjalan. Saat ini UU dan masterplane IKN sedang disusun. Masterplane IKN sengaja belum dipublikasikan untuk mencegah spekulan. Integrasi tata ruang Balikpapan akan dilakukan apabila masterplane IKN sudah jadi.

“RDTR belum disusun perda-nya. Kalau bisa tahun ini. Kami sudah bersurat ke PPU dan Kukar untuk meminta tanda tangan basah,” jelas Agus Budi.

Balikpapan, tegas Agus Budi, konsisten menjaga ruang hijau seperti hutan lindung Sungai Wain (HLSW). Yang terpenting lagi adalah ketersediaan daya dukung seperti air bersih dengan konsep PAM regional dan sudah dibahas dengan Kementerian PUPR. 

ANCAMAN: Pemindahan IKN ke Kaltim akan memiliki dampak besar pada urbanisasi.

Berbicara infrastruktur perkotaan yang akan mengubah wajah Kota Balikpapan, Kementerian PUPR berencana membangun MRT dari bandara ke kawasan IKN. 

“Soal IKN, kami sudah berkali-kali diskusi. Yang ditakutkan ketika IKN terbangun, Balikpapan tidak mendapat apa-apa,” ujar Agus Budi.

Bagi calon pemimpin Balikpapan, ini adalah kesempatan untuk menyusun RPJM yang baru. Ide-ide ini bisa ditampilkan oleh pengganti Rizal Effendi.

“Jangan bangga Balikpapan sebagai pintu gerbang. Balikpapan mesti jadi beranda Kaltim yang telah memiliki koridor,” kata Agus Budi.

Kepada media, anggaran pembangunan transportasi di ibu kota baru telah disampaikan oleh Bappenas. Anggaran paling besar dialokasikan untuk pembangunan moda perkeretaapian. Pembangunan berbagai moda transportasi berbasis kereta di ibu kota baru ini mencapai Rp209,6 triliun. 

Besarnya anggaran itu karena infrastruktur kereta api dimulai dari nol dan menggunakan teknologi terkini. Anggaran sebesar itu akan digunakan untuk pembangunan stasiun, subway, kereta rel listrik (KRL), jalur kereta api, dan pengadaan kereta listrik.

"Pastinya tentunya ini pembangunan baru dan segala macam, dan teknologi yang kita buat itu smart city, tetapi ini masih hitungan awal, masih perlu kita lakukan validasi lagi," jelas Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Djoko Sasono seusai rapat kerja di DPR, Rabu 20 November 2019. 

Namun, Djoko mengatakan, hitungan tersebut masih sementara berdasarkan pengalaman selama membangun jaringan kereta api di Indonesia. Masih akan ada kajian menyeluruh dari Bappenas. 

Menurut Djoko, dana Rp209,6 triliun tersebut akan digunakan membangun kereta api (KA) antarkota yang menghubungkan Samarinda-Balikpapan-Tanjung. Lalu, KA perkotaan jalur Sepinggan-Karang Joang-IKN dan jalur Karang Joang-Semboja-Sepaku-Ibu Kota Negara (IKN). 

Pembangunan termasuk KA antarkota Trans-Kalimantan serta pembangunan moda raya terpadu (MRT) tahap I dan II. Untuk tahap I meliputi jalur Sepinggan-Karang Joang- Sepaku-IKN dan tahap II jalur Karang Joang-Semboja-Sepaku-IKN. 

Rencananya, akan dibangun pula sebuah stasiun ibu kota negara, empat stasiun besar, serta sembilan stasiun MRT. Berdasarkan perencanaan timeline atau lini masa Bappenas, pembangunan infrastruktur ibu kota baru akan mulai pada 2021. Total anggaran pembangunan transportasi di ibu kota baru mencapai Rp222,42 triliun yang mencakup transportasi darat, laut, udara, perkeretaapian, termasuk studi perencanaan. 

Rinciannya, pembangunan transportasi udara sebesar Rp7,35 triliun, laut sebesar Rp1,37 triliun, perkeretaapian sebesar Rp209,6 triliun, darat sebesar Rp4,07 triliun, serta studi perencanaan transportasi IKN mencapai Rp30 miliar. Apakah rencana ini akan terwujud dan mengubah wajah Kota Balikpapan? Wallahu a'lam bishawab. Hanya waktu yang akan menjawabnya. (*) 

Author Image
AboutAdmin

Menulis untuk berbagi. Terima kasih sudah membaca

No comments: